Student-Centered Learning

07.26 / Diposting oleh eLLiYa's EdUcAtiOn bLoG /



Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada
guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran dengan keterlibatan aktif siswa ini berarti guru tidak mengambil hak anak untuk belajar dalam arti yang sesungguhnya. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitasi untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam
(deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa (Student
Centered Learning) memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntut
partisipasi aktif dari siswa. Metode-metode tersebut diantaranya adalah:
(a). Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara: curah gagasan (brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (group discussion), diskusi panel (panel discussion), simposium, dan seminar;
(b). Belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan cara: simulasi, bermain peran (roleplay), permainan (game), dan kelompok temu;
(c). Pembelajaran melalui Pemecahan Masalah (Problem Solving Based) dengan cara: Studi kasus, tutorial, dan lokakarya.

Metode pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning) kini
dianggap lebih sesuai dengan kondisi eksternal masa kini yang menjadi tantangan
bagi siswa untuk mampu mengambil keputusan secara efektif terhadap problematika yang dihadapinya. Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa maka
siswa harus berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis,
mampu menganalisis dan dapat memecahkan masalah-masalahnya sendiri.

Tantangan bagi guru sebagai pendamping pembelajaran siswa, untuk dapat
menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa perlu memahami tentang
konsep, pola pikir, filosofi, komitmen metode, dan strategi pembelajaran. Untuk
menunjang kompetensi guru dalam proses pembelajaran berpusat pada siswa maka
diperlukan peningkatan pengetahuan, pemahaman, keahlian, dan ketrampilan guru
sebagai fasilitator dalam pembelajaran berpusat pada siswa. Peran guru dalam
pembelajar berpusat pada siswa bergeser dari semula menjadi pengajar (teacher)
menjadi fasilitator. Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi. Dalam hal ini
adalah memfasilitasi proses pembelajaran siswa. Guru menjadi mitra pembelajaran
yang berfungsi sebagai pendamping (guide on the side) bagi siswa.

Persiapan menjadi fasilitator memerlukan upaya khusus yang berkesinam-
bungan. Selain bekal pengetahuan, juga diperlukan latihan-latihan yang terus
menerus agar supaya pengetahuan itu menjadi ketrampilan. Ibarat orang membuat
kue, tidak cukup hanya dengan mengumpulkan bahan-bahan dan membaca resep,
tetapi juga harus meramu sesuai resepnya, kemudian memasaknya. Bahkan kadang-
kadang diperlukan cara yang berbeda, dan penambahan bahan-bahan dengan
prosedur yang tepat sehingga dihasilkan kue yang lezat. Demikian pula menjadi
fasilitator, selain persiapan pengetahuan, latihan-latihan, juga perlu pengalaman.
Melalui pengalaman dan praktek menjadi fasilitator maka akan diperoleh tambahan
bekal yang semakin banyak sehingga kita akan dapat menemukan sendiri cara yang
tepat, efektif, dan efisien dalam memfasilitasi proses pembelajaran siswa.

0 komentar:

Posting Komentar